Sudah sekian lama rasanya aku tidak meluahkan minat dalam bidang sastera menerusi bentuk penulisan, apatah lagi yang melibatkan bahasa lidah sendiri. Bener kata manusia sekeliling, we work better under pressure. Karena pressure yang menusuk sehingga ke modula oblongata ini yang mendorong tangan-tangan kecil ku untuk petah berbicara.
Kesempatan melawat Jogja tempoh hari memang aku guna puas-puas untuk ke toko buku berdekatan. Jogja memang di kenali dengan hasil seni khususnya dari segi sastera penulisan. Teriak aku kuat-kuat tatkala mendapatkan beberapa judul buku yang selari dengan naluri diri ketika ini.
Jadi, sore tadi aku belek-belek hasil tuaian. Sambil meletakkan beberapa kepingan cookies ke dalam piring leper berserta air daun hijau panas, aku melayan sejenak perasaan.
Apa yang berbeda ketika ini, jiwa aku tidak terikut-ikut akan hasil penulisan mereka. It doesn’t give any meaning by now.
Memang bener, masa akan merubah segalanya. Dahulu, ternyata aku tak termampu melawan tuntutan alam , lalu hanyut bersama perasaan minda.
Beberapa purnama sudah berlalu, musim tak menunjukkan tanda-tanda akan kembali. Biar ia jadi kenangan, seperti apa yang aku selalu pinta.