Wednesday, June 29, 2016

Weekend Conversation

Weekend conversation with a friend of mine:

F: How's ya weekend?
Me : Nothing much, head to the city. Catch latest movie alone and photographed things around.

F: There's probably a much!
Me : *Goofy Emoji* and yours?

F: Went out of the city and had a coconut milkshake. We had fun!
Me : Who's "we"?
F: Why?
Me : I know you feel like you finally belong, but that isn't the point.You won't be there long!

F: What do you mean?
Me : Wait, so who's that we exactly?
F: I'm waiting something interesting to happen.
Me : This is your problem, that you should solve! (considering the fact that he dated so many people in the past)

F : Well, I guess I'm doing better than you.
Me : What's about me?
F : Waiting something to be happened, at least I'm find my way to it.
Me : another *Goofy Emoji*

F : So you messed up, still messed up.
Me : It's a little bit bigger than messing up.
F : Then what? Then whatever blew up these entire months? There's always a bad story in relationship.
Me : I wasn't in relationship!

F : And the worst is, you're so eager to belong, you even forget why you're here.
Me : I knew that person would come, but I swear I didn't know so soon.

Wednesday, June 15, 2016

Hari Bosan

Setiap dari kita berbeza pendapat mengenai satu ikatan. Begitu juga kau dengan aku.

Bagi aku, definasi ikatan adalah untuk bersama dengan aku ketika hari-hari bosan. Jika kau bersedia menerima ruang bosan yang aku cipta, jadi aku bersedia untuk meletakkan kau ke dalam ruang itu.

Juga bagi aku ikatan dapat di terjemahkan kepada companion. Sudah aku buang jauh-jauh ego aku di saat aku meletakkan kau ke dalam priority list.

Dan yang paling utama, untuk membawa kau kepada dunia pengembaraan aku. Kau juga mengerti akan taksubnya aku untuk keliling satu dunia. Jika kau ikut serta, banyak pengalaman hidup yang akan kita belajar dan kutip.

Mungkin pada satu hari kau akan datang dan bertanya pada ku, apa rencana kita hari ini?

Aku hanya akan menjawab ‘I just want to sit on the couch and having lemonade with you’

Karena hari-hari bosan aku tidak akan bosan karena kau. Karena rutin hidup yang terikat antara kita.

Mudah bukan?

Monday, June 13, 2016

Jangan Sungguh-Sungguh

Aku malas berpikir.

Karena apa yang menjadi rungsing kemungkinan berpunca dari aku yang selalu terlebih berpikir.

Aku cemburu menjadi kamu.

Yang kelihatan mudah dan bersahaja.

Bahkan sejak hari pertama juga kau seperti tidak merasai akan anjakan yang aku perolehi.

Kau lupa.

Anjakan ini yang kau cipta dulu.
Anjakan ini juga yang berikan pada aku.
Anjakan ini juga harapan yang kau janjikan dulu.

Mungkin benar kata sesetengah dari kita.

Jangan sungguh-sungguh dengan mereka yang anggap kau biasa-biasa.

Jadi aku ambil keputusan untuk pergi walau kau kelihatan seperti mau meneruskan.

Jika kau berniat mau aku bahagia seperti apa yang kau selalu ungkapkan, kau juga harus pergi.

Pergi dan jangan pernah untuk kembali.

Wednesday, June 8, 2016

RIN

Aku tau saat itu kau telah membenarkan aku berada di hati kau.

Bahkan, kau admit, I’m happy!

Happy setelah pertemuan pertama kita tadi.

Selang beberapa hari, kau mengirim pesanan, Rin,ketika aku sudah hanyut di buai mimpi.

Mungkin ini diri kau.

Gemar menyembunyikan apa yang terbuku di hati.

Bahkan, pernah beberapa kali kau memberitahu yang kau rindu padaku, mesti bukan perkataan rindu itu sendiri kau catitkan.

Can I call you right before and after my sleep? Pinta kau padaku pada suatu malam.

Itu tandanya kau rin padaku.

Hebat, karena kau bisa menyembunyikan perasaan kau terhadap ku.

Tapi aku lagi hebat, karena aku bisa membaca perasaan yang kau cipta itu.

Bulan

25th December 2015

Salam Mailudur Rasul, pesan ku, dan kau membalas yang sama.

Ketika itu aku sedang liburan bersama famili di Port Dickson. Sengaja aku berjalan-jalan, mengambil udara dan ruang sendiri malam itu. Walaupun pemandangan yang di jamahi ini tidak begitu indah.
Lantas, aku terpikir untuk menghantar pesanan pada kau. 

Itupun, setelah aku berkira-kira kita tidak berhubungan selama beberapa hari. Itu bukan isunya, ketika itu hati ini bukan mutlak untuk kau. Aku yakin kau juga berpendapat sedemikian. Jadi tidak ada apa yang salah jika kita tidak berhubungan seketika.

Hafiz, tengok bulan! Kau menyambung pergaulan kita.

Pertama kali dalam seumur hidupku, aku disuruh menatap bulan.

Ya, bulan penuh malam ini, balas ku.

Aku jadi kurang mengerti apa yang tersirat di hati kau ketika itu.

Cuma yang aku paham, kau rindu padaku, setelah berhari-hari kita tidak berhubungan.

Mengapa tidak kau luahkan saja rasa itu.

Mengapa mesti menjadikan bulan sebagai simbolik kepada perasaan itu?

Friday, June 3, 2016

Tokyo

3rd February 2016.

Morning Hafiz. Safe flight to Tokyo. Have fun and take care (diikuti emoji senyum).

Lebih kurang begini pesanan yang kau kirimkan setelah hampir 48 jam kita jadi renggang.

Bagi kau, ini memang kesilapan besar yang aku lakukan kerana bertindak terlalu awal dari apa yang kau rencanakan.

Bagi aku, ini jalan yang paling sesuai karena aku tidak mau berpelesaran tanpa sebarang persetujuan.

Bagi kau lagi, kita memerlukan masa lebih lama untuk merentas perjalanan hubungan ini.

Dan bagi aku lagi, kita akan bergerak seiring dengan masa dan ketentuan yang maha esa.

Jadi, kenapa mau berahasia?

Walaupun fisik ku wujud di bumi Tokyo, namun pikiran ku tetap melayang ke Malaysia.

Apakah kau rasa aku mampu menghabiskan sisa-sisa percutian ini, tatkala kau cuba menghapuskan bayanganku dari mindamu.

Aku rasa bersalah kerana tidak jatuh cinta pada Tokyo ketika itu.

SensaciĆ³n

Untuk membuang perasaan itu bukannya sesuatu yang mustahil bagi aku. Aku percaya masa akan membuat aku lupa bahawa dua makhluk ini pernah berada di awang-awangan suatu masa dulu. Bahkan, ketika menulis ini jiwa aku telah di campakkan jauh-jauh.

Kemungkinan apa yang sukar ketika terimbas saat-saat pertama yang aku lalui.

Pertama kali untuk malam ulang tahun kelahiran.
Pertama kali untuk malam hari memperingati kekasih.
Pertama kali untuk mee tarik.
Pertama kali untuk Game of Thrones.
Pertama kali untuk menghapuskan rasa jomblo setelah sekian lama.

Dan, pertama kali aku meluahkan perasaan ini di atas sekeping kertas.

Namun perasaah hanyalah perasaan.

Ada kalanya perasaan hanyalah untuk di rasai, bukan untuk dimiliki.

Thursday, June 2, 2016

Pesan dari teman

Knowing the fact that by having a real 1-on-1 communication is the best methods to solve problem, in a way that both party will have a chance to reduce back and forth in any medium of communications.

But I screwed up big time when dealing with that.

So when I decided to put in a writing, I received a multiple questions from a friend of mine;

Why does you have to stressed out yourself by having a major flashback on your past relationship?

Is this something worth to write for?

Why don’t you give another chance?

My heart scrambled!

Don’t worry friends,  I don’t think I’m going back to the point where my heart was broken into a pieces, ever again.

Hence, I thought emotions are best described through writing. Probably the only way I could think of as of now.

Lemon

Malam itu sebelum tidur kau menghantar pesanan yang kau sudah memotong hirisan-hirisan lemon dan disimpan rapi ke dalam peti ais.

Aku jadi ikutan.

Aku bilang, kenapa tidak kau memotong lemon itu di kantor kelak?

Kau respon, you want me to chop those lemons in the office, witnesing by those makcik-makcik?

I was like, why not?

Pagi esoknya, aku langsung ke Village Grocer di level P1.
Aku memesan 5 biji lemon dan memotong hirisan-hirisan lemon itu di pantry kantor ku.

Aku mengirim image lalu kau jadi teriak.

You did that in the office?
Yeah, balas ku.

Selalu aja aku melihat posting-posting di FB berkaitan detox drink ni namun minda ku langsung tidak memberi perhatian. Hati ini tidak beranjak untuk memberi.

Namun setelah kau lakukan,aku jadi ikutan.

Mungkin karena kau.